A. METODE
Metode
yang kami gunakan dalam hal ini adalah mencoba langsung untuk mengambil data
dari unit/mesin ( motor, bearring, shaft, impeller) yang mengalami masalah
dengan bantuan perhitungan dari alat Pruftechnik (Germany), dengan alat ini
kami bisa menentukan massa dan posisi yang ditambahkan atau dikurangi secara
tepat dan presisi.
Setelah
dilakukan analisa data secara menyeluruh dan dinyatakan untuk dilakukan proses
balancing terhadap unit tersebut, maka kami akan melakukan proses penambahan
massa di posisi unbalance dari unit/mesin tersebut. Correction balancing bisa
dilakukan dengan cara mengurangi atau menambahkan massa di posisi unbalance
dari unit/msein tersebut, cara penamban massa berupa plat besi, adapun ukuran
yang digunakan yaitu tebal : 5mm, Berat : Variasi ( 50 - 200 gram ).
Setelah
proses balancing dilakukan, maka proses selanjutnya adalah pengambilan data
kembali untuk memastikan bahwa unit/mesin tersebut sudah dalam kondisi baik dan
siap untuk digunakan kembali.
B.
REKOMENDASI DAN KESIMPULAN
Dari
semua hasil pekerjaan yang telah dilakukan, setelah di analisa dan dilakukan
perbaikan maka kami selanjut nya akan memberikan rekomendasi dan kesimpulan
atas unit/mesin tersebut agar selanjutnya bisa dipakai sebagai acuan
maintenance terhadap unit/mesin tersebut dikemudian harinya.
C. LAPORAN
DATA TERTULIS
Setelah proses pengambilan data dan pekerjaan telah dilakukan, maka kami
akan segera membuat pelaporan data dan analisa secara tertulis. Data yang
dilaporkan adalah data yang telah diambil dari unit/mesin tersebut dengan alat
pruftechnik, setelah melalui proses transfer data pada komputer maka hasil data
nya akan secara jelas dan lengkap bisa kami laporkan kepada user/konsumen.MENGENAL APA ITU LASER ALIGNMENT
Perawatan mesin secara
berkala sering kali disepelekan sehingga menyebabkan keistimewaan daripada
mesin itu sendiri menjadi tidak istimewa lagi dan menimbulkan berbagai masalah
baru, seperti keausan mesin yang dikarenakan terjadi ketidak simetrisan poros pada
komponen mesin, karena itu kesimetrisan suatu poros harus diperhatikan untuk
menghindari terjadinya misalignment, misalignment dapat di antisipasi dengan “Condition
Monitoring” mesin yang berkala, biasanya hal itu dilakukan satu bulan sekali
atau dengan rentang waktu yang telah ditentukan dan terjadwalkan.
Kesimetrisan suatu objek
(poros) sangat penting untuk kelansungan optimalnya performa mesin, menguji
kesimetrian suatu objek dapat mengggunakan banyak cara, salah satunya ada Laser
Alignment.
Apa itu Laser Alignment ?
Laser Alignment adalah
proses mensimetriskan objek (poros) dengan menggunakan sensor infrared (infra
merah). Dimana objek (poros) diukur dengan sensor sinar laser infra merah untuk
menguji tingkat simetris serta berlangsungnya proses mensimetriskan objek
(poros).
Berbagai macam jenis dan
cara dalam mensimetriskan suatu objek (poros) dari mulai menggunakan alat bantu
dan proses yang full-manualisasic dalam pengujian tingkat kesimetrisan secara
manual sangat dibutuhkannya ketelitian tinggi, waktu pengujian dan waktu
mensimetriskan objek (poros) terlampau lebih lama, jangkauan pengujian serta
proses mensimetriskan dan pencatatan yang jelas agar dapat ditinjau kembali
untuk proses mensimetriskan objek (poros).
Untuk meningkatkan
efisiensi waktu dan produktifitas kerja, mendapatkan hasil pengujian secara
langsung, anda dapat menggunakan laser alignment system. Laser Alignment system
adalah sistem mensimetriskan objek (poros) dengan menggunakan sensor infrared
untuk menguji tingkat kesimetrisan suatu objek serta memproses lanjut untuk
mensimetriskan objek (proses).
Menggunakan laser
alignment memberikan beberapa keuntungan antara lain:
1. Proses
Cepat.
2. Panjang
Poros kurang lebih 20M
3. Ketelitian
Tinggi
4. Penghitungan
otomatis
5. Laporan
pengukuran otomatis tercatat
6. Data
dapat disimpan dan dilihat kembali.
PENYEBAB TERJADINYA
VIBRASI
Vibrasi atau getaran yang
ditimbulkan oleh peralatan yang berputar semisal motor, pompa, fan, dan
sejenisnya akan memberikan petunjuk tentang kondisi dari peralatan tersebut,
apakah berada dalam kondisi yang baik ataukah sebaliknya. Sehingga dengan
adanya fenomena ini melalui peralatan yang disebut vibrometer maka akan dapat
diketahui detail penyebab terjadinya anomali getaran, tentunya setelah
dilakukan analisa gelombang pada data yang telah ditangkap oleh vibrometer.
Secara umum penyebab
terjadinya anomaly getaran pada sebuah peralatan yang berputar adalah sebagai
berikut :
Unbalance atau Imbalance
Unbalance adalah
terjadinya pergeseran titik pusat massa dari titik pusat putarnya sehingga akan
menimbulkan getaran yang tinggi. Besarnya amplitude getaran sebanding dengan
besarnya putaran (merupakan kuadrat dari putarannya).
Misalignment
Vibrasi yang disebabkan
oleh penyambungan poros yang tidak simetris dan besarannya tergantung dari
ketidaksimetrisan penyambungannya, semakin tidak simetris penyambungan poros
pada sebuah peralatan maka menyebabkan vibrasi akan semakin tinggi.
Gejala vibrasi yang
diakibatkan oleh misalignment hampir sama dengan gejala unbalance akan tetapi
dengan menggunakan vibrometer yang memadai akan lebih mudah membedakan antara
unbalance dan misalignment yaitu dari analisa sudut fasanya. Terdapat beberapa
jenis misalignment seperti misalignment pada sambungan kopling, sabuk, rantai,
roda gigi dan lain-lain.
Variasi Beban
Beban besar (Overload)
pada mesin menyebabkan vibrasi yang tinggi. Untuk melakukan analisa dari
fenomena ini maka karakteristik pengoperasian mesin harus difahami, sehingga
dalam mengukur getaran dasar (baseline vibration) sangat penting untuk memperhatikan
variasi getaran terhadap beban, tekanan dan temperature.
Clearance
Kelonggaran clearance
(over clearance) mempunyai karakter penampilan vibrasi yang khusus yaitu ketika
dilakukan analisa spectrum akan muncul pada 1 x RPM serta harmonic yang tinggi.
Resonansi
Instalasi suatu mesin
biasanya terdiri dari rangka, pipa, duct, dan sebagainya, dimana
komponen-komponen tersebut mempunyai frekuensi diri (natural frequency), yang
didesain besarnya tidak boleh ada yang sama dengan putaran mesin. Jika salah
satu atau beberapa komponen yang ada pada mesin itu mempunyai frekuensi diri
yang sama besar dengan putaran mesin, maka vibrasi akan menjadi tinggi atau
disebut dengan resonansi.
Mechanical Looseness
Disebabkan oleh
kerenggangan pada suatu mesin yang terjadi karena adanya kerenggangan baut,
kerenggangan bearing, keretakan di pondasi, kerenggangan antara rotor dengan
poros, dan sebagainya. Pada motro listrik dan generator, kerenggangan dapat
terjadi pada rotor bar atau gulungan rotor maupun stator.
Kerusakan pada gigi
Masalah pada roda gigi
adalah masalah yang sangat komplek, oleh karena itu untuk menganalisa
permasalahan roda gigi diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang memadai. Namun
biasanya kerusakan gigi dapat disebabkan oleh keausan, sentuhan antar gigi
tidak smooth, bentuk gigi yang tidak sesuai, pelumasan yang tidak baik dan
eksentrisitas.
Kerusakan pada Bearing
Ada dua jenis bearing yang
memungkinkan terjadinya kerusakan yaitu anti friction bearing dan sleeve
bearing. Keduanya mempunya karakter vibrasi yang berbeda, dan juga kerusakan
yang ditimbulkannya berlainan. Yang termasuk anti friction bearing ialah Ball
bearing dan roll bearing, sedangkan sleeve bearing adalah Journal bearing
Masalah pada Kelistrikan
Vibrasi karena masalah
listrik pada mesin-mesin rotasi hanya terja pada generator dan motor listrik. Msalah
ini biasanya disebabkan oleh ketidakmerataan gaya medan magnet yang bekerja
pada rotor atau stator. Hal ini bisa disebabkan karena hubung singkat pada
gulungan, kerusakan pada rotor, sumbu
rotor dan stator tidak segaris, stator atau rotor tidak bundar benar dan
sebagainya.
Gaya Aerodinamis dan
Hidrolik
Vibrasi yang disebabkan
oleh aerodinamis pada mesin-mesin rotasi sering terjadi pada fan / blower. Hal ini
umumnya dikarenakan adanya turbulensi fluida (udara/gas) yang berlebihan akibat
dari pukulan blade dengan fluida tersebut. Sedangkan vibrasi yang disebabkan
oleh gaya hidrolik terjadi pada aliran fluida cair seperti pada peralatan
pompa, pipa, katup dan sebagainya. Sama seperti pada vibrasi Aerodinamik,
vibrasi jenis ini dapat menjadi serius apabila disertai adanya resonansi pada
peralatan yang dilalui fluida atau kesalahan desain.
Oil whirl dan Oil whip
Vibrasi ini terjadi pada
journal bearing yaitu pada mesin-mesin dengan sistem pelumasan minyak
bertekanan, serta mesin putaran tinggi (di atas putaran kritis pertama).
Gesekan (rubbing)
Gesekan antara bagian yang
berputar dengan bagian yang tetap disebut rubbing. Gesekan ini bisa terjadi
secara terputus-putus (intermittent) atau secara terus menerus (continue)
selama berputar.
Penambahan (beat)
Vibrasi ini terjadi karena
adanya gaya-gaya vibrasi yang saling terakumulasi dan saling mengurangi secara
berulang, baik dari dua buah atau beberapa mesin yang berdekatan di atas satu
rangka pondasi yang sama. Kejadian ini biasanya terjadi jika putaran dari mesin-mesin
tersebut tidak sama, seperti halnya terdapat dua buah pompa di atas satu rangka
pondasi mempunyai putaran 3.000 rpm dan 2.500 rpm, berdasarkan fenomena ini
maka vibrasi masing-masing pompa akan saling berinteraksi satu sama lain dan
akan menyebabkan anomaly pada vibrasi.